Kisah Dibalik Jasa Titip Beli Buku Bekas dan Langka Sampai Sewa Buku
![]() |
Toko-toko buku bekas di Blok M Square. Sumber : checkinjakarta.id |
Nggak berasa sudah memasuki bulan Oktober dan baru sadar aku nggak mem-posting tulisan
selama bulan September. Selain menulis daftar buku-buku yang kumiliki
untuk mempermudah teman-teman yang ingin menyewa buku padaku. Padahal ada
banyak yang ingin kusampaikan di blog ini. Sebelum bercerita mengenai topik
ini, aku ingin bercerita mengenai absennya aku menulis blog selama September
kemarin.
Jadi, dari bulan Agustus sampai September itu aku lagi sibuk magang
di Harian Nasional. Sebuah media cetak
berupa koran yang baru berdiri empat tahun ini. Bisa dikatakan, media ini masih
baru banget.
Sebelumnya, aku nggak tahu dan belum pernah baca korannya karena memang
koran ini biasa ada di maskapai penerbangan. Karena belum pernah berpergian
naik pesawat, jadi aku nggak pernah lihat koran ini. Baru tahu dan baca setelah
terjun langsung di Harian Nasional. Di sana aku magang sebagai jurnalis di
rubrik Lifestyle.
Awalnya, aku memilih di rubrik Kesra yang meliput seputar kesehatan,
sosial, dan pendidikan. Tapi, malah dipindah tugaskan di bagian Lifestyle
karena saat itu bagian Lifestyle sedang membutuhkan jurnalis untuk menggantikan
Kak Nurul yang kebetulan akan mengambil jatah cutinya. Meski nggak sampai
berbulan-bulan lamanya, tapi entah mengapa aku malah terus berada di Lifestyle
sampai Kak Nurul kembali.
Jujur saja, aku juga udah nyaman di sana. Dengan sistem kerjanya dan
tugas-tugasnya. Tugas yang kudapat di sana bermacam-macam, yang pasti liputan
kalau bagian redaktur memintaku liputan mencari berita dengan terjun langsung
ke lapangan, wawancara narasumber, menerjemahkan berita dari media luar yang
kemudian dibuat ulang beritanya menggunakan bahasa sendiri, menulis resensi
buku atau film setiap minggunya.
Dalam sehari bisa dua atau tiga tulisan yang mesti dibuat dengan sistem
deadline dan harus selesai hari itu juga karena berita-berita yang dihasilkan
hari itu harus diterbitkan keesokan harinya, jadi nggak bisa ditunda-tunda.
Kalau ditunda, beritanya keburu basi.
Sebenarnya, magang di media cetak, nggak sekeras di media online. Aku punya
teman yang magang di media online, tugas dan kerjaan mereka lebih parah lagi
kalau mendengar cerita dari beberapa temanku ini.
Tapi yang pasti, banyak keseruan dan pengalaman yang tak terlupakan selama
magang itu. Aku jadi lebih tahu bagaimana rasanya kerja jadi seorang jurnalis,
tantangannya, suasana kerjaannya, dan masih banyak lagi. Mungkin, kalau udah di
semester enam atau tujuh, aku mau coba buat magang di tempat lain.
Kali ini, aku magang demi bisa mengambil KKP di semester ini. Kalau KKP di
kampusku, setiap mahasiswa mesti magang dulu sebelum menyusun laporan dan
sidang KKP. Jadi, sidang nggak hanya saat skripsi aja, KKP pun ternyata ada
sidangnya.
Mohon doanya, ya, teman-teman semoga aku bisa segera menyusun KKP dan
sidang di semester ini. Tapi, yang pasti harus banget, sih, karena sudah aku
ambil SKS-nya di semester ini juga. Jadi, mau ngga mau harus tetap nyusun hehe.
Dari ceritaku di atas, seharusnya hal itu tidak menjadikan alasanku untuk
tidak menulis blog. Tapi, kalau boleh jujur, selama magang itu, aku sering
pulang malam banget. Apa lagi semenjak masuk kuliah dan rata-rata jadwal
kuliahku di semester lima ini pagi semua, aku jadi jarang ada waktu khusus buat
nulis blog. Kalau setiap hari pergi pagi dan pulang malam. Sementara saat
di hari libur, kadang waktunya dipakai buat mengerjakan tugas kuliah yang nggak
bisa aku kerjakan selama hari biasa.
Selain itu, semenjak IIBF sampai sekarang aku menulis tulisan ini, aku lagi
punya kesibukan lain yaitu, usaha jasa titip buku bekas, jualan buku-buku baru
atau lama koleksi pribadiku yang tak terjamah di rak bukuku sampai jasa sewa
buku pribadi.
Awalnya, ini berat buatku, harus menjual buku-buku yang susah payah aku
kumpulkan, tapi setelah dipikir-pikir berulang kali, sambil memilih buku mana
yang kira-kira bakal aku jual atau engga, aku merasa hal ini perlu. Meski
sayang, tapi aku juga nggak mau merasa bersalah terus setiap melihat tumpukan
buku yang belum kubaca semakin menggunung.
Buku-buku yang kujual adalah buku-buku yang memang nggak sanggup aku baca
atau aku nggak suka bukunya karena mungkin buku itu nggak sesuai dengan selera
bacaanku lagi. Dan, yang pasti, aku ingin buku-buku itu menemukan pemilik baru
yang sanggup membacanya bukan sekadar menjadikannya panjangan di rak aja.
Selain buka jasa titip dan menjual buku, aku juga punya usaha menyewakan
buku-bukuku, saat ini jasa sewa bukunya masih terbatas, baru ke teman-teman
kuliah di kampus karena bukuku bisa lebih mudah dipantau keberadaanya dan mudah
untuk melakukan transaksi penyewaan karena langsung bertemu dengan orang yang
ingin menyewa bukuku.
Awalnya, aku nggak berminat untuk meminjamkan buku-bukuku, bukannya pelit
atau apa, karena sebelumnya aku sudah pernah meminjamkan buku ke teman-temanku,
tapi ternyata, buku-buku yang mereka pinjam tidak dijaga dengan baik, ada yang
sejak semester tiga sampai sekarang belum dikembalikan, kadang salahku juga
karena lupa mengingatkannya, tapi setelah aku ingat dia masih belum juga
mengembalikannya dengan berbagai alasan yang sekarang ini sudah malas kudengar.
Karena hal-hal itu, yang bikin aku malas meminjamkan buku, padahal niat
awalku meminjamkan karena ingin mereka juga suka baca buku. Tapi, sikap mereka
malah begitu. Sebenarnya, sewa buku ini juga hasil usulan yang kudapat dari
teman-temanku yang ingin meminjam buku-bukuku. Setelah mendapat masukan dan
memantapkan hati, aku mulai berani menyewakan buku dengan mengenakan tarif
limba ribu pe rminggu untuk satu buku.
Memang koleksi buku-bukuku masih terbatas banget. Aku nggak punya ribuan
buku yang bisa dipinjam sesuai keinginan mereka, tapi sajauh ini sudah ada
beberapa teman-temanku yang menyewa buku dan beberapa dari mereka juga suka
meminta aku merekomendasikan buku bacaan yang sesuai selera mereka atau
menurutku bagus.
Aku senang dan antusias menyambut hal ini karena dengan begitu setidaknya
aku bisa turut membantu menumbuhkan minat baca. Memang, kegiatan ini bukan
sebuah aksi besar yang dapat kulakukan, tapi setidaknya aku tidak hanya fokus
pada diri sendiri untuk meningkatkan kemampuan membacaku, sementara
lingkunganku atau orang-orang terdekatku malah biasa-biasa saja. Aku ingin bisa
sama-sama meningkatkan kemampuan membaca, atau minimal menumbuhkan kebiasaan
membaca buku di lingkunganku berada.
Selain menyewakan buku, aku juga buka jasa titip beli buku untuk
teman-teman yang kesulitan menemukan buku langka atau berniat mencari buku
bekas yang murah. Dan di luar perkiraanku, ternyata banyak sekali teman pembaca
atau followers di Instagramku @senjaandbooks yang menyambut
baik usahaku ini.
Beberapa dari mereka bahkan suka men-DM atau me-WhatsApp aku untuk minta
dicarikan buku dengan judul-judul tertentu, yang banyak diantara judul-judul
itu belum pernah kudengar namanya.
Aku senang sekali karena bisa membantu teman-teman lainnya untuk mendapat
buku idaman mereka, meski perlu waktu lama untuk bisa mendapatkannya, apa lagi
jika buku itu termasuk buku langka atau buku lama yang sudah tidak ada di toko
buku. Makanya aku selalu mengingatkan kepada teman-teman yang menitip untuk
bersabar sampai stok bukunya ada. Stok buku di sana untuk setiap toko
berbeda-beda, begitu juga dengan harga bukunya.
Kadang, ada yang menjual harga murah atau standar menurutku, atau malah di
atas harga asli tergantung dari jenis bukunya. Kalau buku asli dan masih bagus
kondisinya, apa lagi itu buku langka dan susah didapat. Harganya bisa lumyan
mahal, tapi kalau buku-buku yang masih gampang ditemukan harganya standar juga.
Mulai dari harga lima ribu sampai seratus ribu lebih.
Di sana, tidak hanya buku berbahasa Indonesia atau terjemahan saja yang
dijual, ada juga buku-buku berbahasa inggris. Sementara untuk harganya sendiri,
bisa dibilang harga bukunya lebih mahal, tapi tidak semahal harga asli bukunya
kok.
Kalau kalian pintar menawar dan tahu harga buku, kalian bisa mendapatkan
harga buku lebih murah. Ditambah, kalau kalian kenal baik dengan penjual di
sana. Kadang bisa dikasih harga lebih murah juga. Tapi semua balik lagi sesuai
kondisi atau jenis bukunya.
Meski harga buku di sana bisa ditawar, usahakan menawar dengan harga
yang pantas. Sebenarnya, untuk masalah tawar-menawar itu, sih, tergantung
kesepakatan saja. Tapi, kadang aku nggak begitu suka nawar yang terlalu
berlebihan banget karena kasihan juga sama penjual di sana.
Mereka juga mesti membayar biaya sewa tempat di sana yang tidak murah. Apa
lagi, kalau untuk menjual buku-buku seperti itu penghasilannya tidak menentu
setiap bulannya. Jadi, ya, saranku tawar dengan harga yang pantas dan
sewajarnya saja lah.
Kadang, sebelum aku menawar, kalau dengan penjual buku yang sudah kukenal
baik, maka penjualnya sudah terlebih dulu memberi harga murah sehingga setiap
aku mau menawar pasti mereka bakal bilang udah dikasih harga murah dan
menurutku juga begitu.
Sehingga aku tidak perlu melakukan tawar-menawar yang terlalu lama seperti
yang sudah pernah aku saksikan sebelumnya ketika ada seorang pembeli yang
menawar harga buku dengan sangat tidak masuk akal untuk jenis buku yang dia
beli. Terlalu murah banget. Padahal buku yang dia beli, menurutku termasuk buku
yang langka dan bagus.
Lewat jasa titip beli buku ini, aku merasa bisa mengurangi kebiasaan buruk
membeli buku yang berlebihan. Entah mengapa, setiap kali membeli buku ada
perasaan senang karena bisa membawa pulang buku-buku itu. Kadang, kalau lagi
stress aku bisa melampiaskannya dengan membeli buku. Hal itu dapat membantuku.
Mungkin karena itu juga, makanya banyak buku yang belum kubaca di rak buku
lantaran membeli buku hanya ingin memenuhi keinginanku semata, bukan
karema aku membutuhkan buku itu.
Dan, pada akhirnya buku-buku yang aku beli itu malah harus aku jual lagi.
Setelah dipikir-pikir, aku membeli buku itu karena sekadar ingin saja atau
melampiaskan hasrat pribadi, tanpa mempertimbangkan apakah buku itu aku
butuhkan atau tidak, apakah perlu aku baca atau tidak.
Sebagai pembaca, selalu ada perasaan ingin membaca semua buku. Tapi,
percayalah kalau kita hanya mengikuti keinginan itu maka tidak akan pernah
bisa. Setiap bulan atau minggunya, pasti ada buku-buku yang baru diterbitkan.
Sementara, kemampuan atau waktu membaca kita tidak secepat terbitnya buku yang
ada di pasaran.
Belum lagi, buku-buku lama yang sudah kita inginkan, tapi belum sanggup
kita beli. Makanya, setiap membeli buku kita perlu memikirkan kembali alasan
mengapa kita perlu membeli buku itu atau setidaknya bertanya pada diri sendiri
apakah kita sanggup menyelesaikan buku yang akan kita beli itu atau tidak.
Jika tidak, lebih baik jangan beli dulu. Sampai kita benar-benar siap untuk
membacanya. Kan, sayang kalau buku yang kita beli pada akhirnya akan menjadi
pajangan atau barang yang memenuhi isi lemari atau rak buku kita, dan setiap
kali kita melihatnya selalu muncul rasa bersalah karena tak kunjung dibaca.
Selain itu, aku juga mendapatkan hal-hal baru lainnya, mulai dari mendapat
teman baru melalui instagram yang meminta menitipkan buku, kadang aku suka
penasaran sama buku-buku yang mereka minta carikan.
Saking penasarannya, sampai aku suka nanya soal bukunya atau alasan mengapa
mereka ingin aku menemukan buku itu selain alasan umum karena buku itu sudah
tidak ada di toko buku. Melalui penjelasan-penjelasan mereka, aku lebih tahu
soal selera bacaan orang lain, yang kadang bikin aku penasaran juga untuk
ikutan baca buku-buku itu karena menurut mereka buku itu bagus.
Karena sering mampir buat mencari buku-buku titipan, di tempat biasa aku
beli buku yaitu di Blok M Square, aku jadi punya kenalan beberapa penjual di
sana karena setiap kali beli buku-buku di sana, aku pasti minta kontak mereka
agar mempermudah menemukan buku titipan saat aku nggak ada waktu datang ke
sana. Jadi, kalau sudah ada bukunya, aku tinggal mengambilnya saja ke toko.
Untuk mencari buku titipan, apa lagi yang nitip bukan satu dua orang, aku
perlu waktu lama untuk mencarinya, tidak hanya sehari, bahkan berminggu-minggu.
Apa lagi, aku mencari buku-buku itu sepulang aku kuliah atau libur kuliah saat
ada waktu luang.
Beberapa penjual yang kukenal di sana ramah dan baik, setiap datang ke sana
mereka menyambut baik kehadiranku, bahkan kalau aku mengambil foto buku-buku di
sana, mereka justu sangat senang dan suka memintaku untuk menawarkan buku-buku
itu kepada teman-temanku.
Kadang, ada penjual kenalanku juga yang setiap aku ke sana, suka mengajak
ngobrol soal buku sampai hal lainnya di luar buku. Selain itu, setiap ke sana
meski hanya lihat-lihat atau sekadar ngobrol sama penjualnya, ada penjual
kenalanku yang memang memperlakukan setiap pembeli bak seorang tamu yang
mengunjungi rumahnya, sampai-sampai aku suka ditawari makanan atau minuman
setiap ke sana.
Lalu, kalau di toko mereka ada buku yang kuinginkan, tapi aku belum punya
biaya untuk membelinya, terkadang penjualnya menawarkan atau memisahkan buku
itu untukku sampai aku bisa membelinya. Nggak banyak penjual di sana yang
bersikap seperti ini sama pembelinya. Dan aku bersyukur bisa mengenal mereka
yang begitu baik dalam melayani pembeli.
Sejak sebulan itu, aku jadi sering mendatangi tempat itu, meski tidak
mendapatkan buku titipan atau sekadar mengambil barang, karena tempat itu bisa
bikin aku betah buat lama-lama di sana. Aku suka suasananya, orang-orang di
sana, memerhatikan pola pembeli lainnya, menyaksikan proses tawar-menawar sampai
mendapat kesepakatan antara penjual dan pembeli, menyusuri setiap rak dan
selalu senang menemukan buku-buku yang menarik perhatianku. Kadang, aku juga
bisa bebas baca buku di sana dalam waktu lama, meski pada akhirnya tidak
membelinya atau menunda membelinya.
Padahal, kalau mengingat kejadian dulu, saat aku masih duduk di bangku SMK.
Tempat itu merupakan tempat yang nggak pernah mau aku datangi di Blok M. Aku
pernah punya pengalaman tidak menyenangkan di sana. Waktu awal-awal aku tahu
tempat itu, aku pernah membeli sebuah buku berjudul Bangun Lagi Dong
Lupus karya Hilman. Aku mendapatkan buku itu dengan harga yang
terbilang murah.
Dibalik harganya yang menggoda, ternyata buku yang kubeli adalah buku
bajakan. Aku baru menyadari setelah membuka segel plastik di buku itu. Saat
itu, aku masih belum tahu apa-apa soal buku bajakan yang dijual di sana. Kukira
buku-buku yang dijual di sana asli. Ternyata tidak, di sana kita tidak hanya
menemukan buku-buku langka atau bekas, tapi ada juga buku baru yang bajakan.
Makanya, kalau ada teman-teman yang minta dicarikan buku yang masih baru
atau baru terbit, kebanyakan bukunya hanya ada yang buku bajakan. Dan, yang aku
heran. Buku bajakan di sana masih tetap banyak peminatnya. Kadang aku penasaran
sama orang-orang yang beli buku bajakan di sana, apakah mereka tahu buku yang
mereka beli itu adalah buku bajak atau tidak.
Karena waktu pertama kali beli buku di sana, aku nggak tahu kalau buku yang
kubeli adalah buku bajakan. Makanya, aku kecewa beli buku di sana dan menganggap
buku-buku di sana hanya menjual buku bajakan. Aku merasa ditipu penjualnya,
tapi sebenarnya itu juga salahku karena tidak bertanya atau kurang jeli
saat membeli buku, lantaran sudah tergiur dengan harga buku yang ditawarkan.
Harga buku bajakan yang ada di sana bisa setengah harga dari harga buku asli
yang dijual di Gramedia.
Kalau dari segi harga, buku bajakan memang terjangkau, tidak membuat dompet
berteriak karena membeli buku dengan harga yang terbilang mahal bagi sebagian
besar masyarakat yang masih menganggap seperti itu.
Apa lagi, untuk anak sekolah atau mahasiswa sepertiku ini yang belum
memiliki penghasilan sendiri untuk membeli buku. Jadi, hanya bisa mengandalkan
uang hasil tabungan dari hasil menyisihkan uang jajan. Tapi, berkat jasa titip
dan sewa buku, aku bisa punya penghasilan sendiri, meski hasilnya tidak
seberapa. Tapi setidaknya, bisa menambah-nambah modal untuk membeli buku baru
lagi.
Tak terasa, ternyata tulisan ini udah panjang banget. Maaf kalau aku banyak
sekali bercerita. Maklum, karena udah lama nggak nulis blog. Saking lamanya,
sekalinya nulis jadi sepanjang ini. Terima kasih buat teman-teman yang mau
meluangkan waktu membaca tulisanku. Jika ada kritik dan masukan silakan, agar
aku bisa memperbaiki kualitas tulisanku lagi.
Selamat berlibur dan jangan lupa baca bukumu! 😃😃😃😃
1 komentar:
Ini jasa titip beli buku bekasnya masih jalan kah?
REPLY