Big Bad Wolf, Surga Dunia Para Pecinta Buku
Para pengunjung
tengah sibuk mencari buku di antara tumpukan buku-buku yang tersedia di Big Bad
Wolf, Senin, (21/4). (Foto. Septi)
Tanggerang – Memasuki hall di area ICE BSD City, Tanggerang, para pengunjung Big Bad Wolf (BBW) akan langsung disuguhkan beragam buku, tak kurang dari lima juta buku berkualitas dengan pilihan genre yang beragam, untuk dewasa hingga anak-anak. Menariknya lagi, dari lima juta buku yang dijual, sekitar 20 persen adalah buku-buku lokal terbitan Mizan dan penerbit lain.
Sisanya, tentu saja buku impor yang dijual dengan diskon sekitar 60 hingga 80 persen dari harga normal. Sehingga,
harga buku tersebut jauh lebih murah jika dibandingkan buku-buku impor yang dijual di toko
buku semacam Periplus, Aksara, dan toko buku impor lainnya. Buku impor itu, merupakan
buku-buku baru yang dibeli langsung dari penerbit-penerbit di Inggris, Amerika
Serikat dan Eropa, yang kemudian dijual di Asia Tenggara.
“Buku-buku di sini ada yang lokal dari Indonesia, UK
dan ada juga yang koleksi dari BBW Malaysia tahun lalu.” jelas Maria, pekerja
di BBW.
Pameran buku terbesar di Asia
Tenggara, yang berlangsung sejak hari Jumat, 21 April hingga 2 Mei 2017 ini, begitu memanjakan para pengunjung yang hendak berburu
buku. Tidak seperti bazar buku lainnya, yang memiliki waktu terbatas untuk
berbelanja. BBW justru memberikan waktu tanpa batas karena acara ini buka
selama 24 jam nonstop selama acara berlangsung. Sehingga, para pengunjung bisa datang kapan saja, tanpa takut tak punya waktu berkunjung.
Awalnya, BBW pertama kali diadakan di
Kuala Lumpur, Malaysia, pada tahun 2009. Namun, kini BBW tak hanya hadir di
Malaysia, tapi juga di berbagai negara Asia Tenggara, salah satunya di
Indonesia. Kehadiran BBW membawa misi untuk
meningkatkan minat membaca, terutama minat membaca masyarakat Indonesia yang
masih rendah.
Tradisi VIP Day
Sekitar lima juta buku dari berbagai genre tersedia di Big Bad Wolf 2017.
(Foto. Septi)
Sebelum BBW resmi di buka pada 21
April 2017, pihak penyelenggara BBW menyediakan satu hari khusus untuk menjual
buku-buku kepada para tamu VIP, anggota wolf pack, dan komunitas pecinta buku
untuk menjadi konsumen yang lebih dulu mencoba pelayanan mereka.
VIP Day adalah sebuah tradisi
penyelenggaraan BBW dimana orang-orang bisa berbelanja sehari sebelum acara
dibuka untuk umum. Untuk mendapatkan tiket VIP ini, pengunjung sebelumnya telah
mendaftar sebagai anggota wolf pack, atau memenangkan kuis di media sosial dan
mendapat undangan langsung dari komunitas buku yang tersebar di Jakarta.
Tradisi ini diadakan pihak
penyelenggara untuk mengantisipasi luapan pengunjung yang makin bertambah
setiap harinya dan menghindari antrean panjang di kasir selama
berjam-jam saat membayar belanjaan. Namun, hal itu diluar dugaan, VIP Day
yang seharusnya memberikan kenikmatan berbelanja bagi para pengunjung tanpa
perlu antre berjam-jam, justru malah sebaliknya.
Menurut Zelie, pengunjung yang
berkesempatan mendapat tiket VIP tersebut harus rela antre berjam-jam di kasir,
“Antrean BBW hari pertama nggak selama antrean saat pre sale. Kemarin antre bisa
lima jaman.”
Fasilitas Big Bad Wolf
Tempat
penitipan buku, salah satu fasilitas yang disedikan penyelenggara Big Bad Wolf
bagi para pengunjung. (Foto. Septi)
Usai memborong buku, namun masih
ingin berbelanja buku, sementara keranjang belanjaan sudah terisi penuh. Maka,
para pengunjung tak perlu bingung karena di BBW terdapat tempat penitipan. Jasa
penitipan buku tersebut memberi jangka waktu 24 jam, sehingga ketika pengunjung
telah melebihi batas penitipan, otomatis buku yang dititipkan tersebut akan
dikembalikan dan dianggap tidak jadi dibeli.
Sementara, bagi pengunjung yang
kelaparan atau kehausan di sela-sela berbelanja buku, kini tak perlu
susah-susah mencari tempat makan atau minum. Karena selain berbelanja buku,
para pengunjung juga dapat menikmati hidangan yang tersedia di beberapa food
truck, yang disediakan penyelenggara BBW, tepatnya masih berada di area
BBW. Food truck ini siap melayani pengunjung
selama 24 jam selama acara berlangsung.
Tak jauh dari food truck, terdapat
area bermain anak yang dapat menjadi sarana bermain anak saat lelah
mengelilingi jutaan buku yang ada di sana. Di BBW sendiri, kehadiran buku-buku
anak cukup mendominasi. Hampir 70 persen buku-buku yang dijual di BBW berfokus
pada kategori anak karena hal itu sejalan dengan misi mereka untuk meningkatkan
minat baca generasi muda, terutama anak-anak sejak dini.
P.s : tulisan ini merupakan tugas UTS-ku, untuk membuat feature. Untuk tulisanku tentang perjalanan, pengalaman yang kurasakan saat ke BBW, pertemuan yang menyenangkan dengan orang-orang yang kutemui, dan buku-buku apa saja yang aku dapatkan di sana, akan aku tulis di postingan selanjutnya. Jadi, tunggu saja, ya.
Oya, Hari ini, merupakan hari terakhir BBW diselenggarakan, loh. Kalian, sudah datang ke sana? Kalau belum, sayang sekali, semoga di BBW selanjutnya bisa datang, ya. Kalau tahun depan bakal ada BBW lagi, sepertinya aku bakal pikir-pikir lagi, soalnya jarak dan waktu yang harus kutempuh untuk bisa tiba di sana cukup lama. Tapi, aku senang, setidaknya, pernah datang ke sana dan bisa merasakan keseruan berbelanja di BBW.